Chihayafuru: Bukan sekedar permainan kartu
Anime dan manga Jepang itu tidak pernah kehabisan ide. Apapun bisa jadi bahan cerita yang menarik. Kalau olahraga sih tidak usah ditanya, satu jenis olahraga sudah jadi banyak judul: Sepak bola (Captain Tsubasa, Whisle), Basket (Harlem Beat, Kuroko no Basket), tenis (Prince of tennis)... Lalu, mungkin ada yang ingat, beberapa tahun lalu anime dan manga Hikaru no Go sempat mempopulerkan permainan Igo (semacam catur ala Jepang/Cina, bidak-bidaknya seperti othello) di banyak tempat, karena memang ceritanya berfokus pada perjuangan tokohnya untuk menjadi juara Igo (tentu saja dibumbui berbagai drama).
Saya baru saja menonton anime yang mengangkat topik unik: Competitive Karuta, yaitu permainan kartu tradisional dari Jepang. Permainan ini diikuti oleh dua orang, dimana mereka harus dulu-duluan mengambil kartu berisi puisi. Terdengar simpel ya? Tapi permainan ini memerlukan ingatan yang kuat, karena ada 100 puisi yang harus diingat oleh pemain, plus letak dari kartunya berubah-ubah. Plus ada berbagai macam aturan lainnya. Silakan dibaca saja wikinya, hehe.
Anime yang berjudul Chihayafuru ini bercerita mengenai perjuangan Ayase Chihaya, seorang anak SMA yang cantik tapi cuek, untuk menjadi juara nasional Karuta (dengan gelar Queen). Kesukaannya pada Karuta dimulai ketika SD, Chihaya dan friendnemy-nya Taichi diperkenalkan pada Karuta oleh Arata, anak pindahan di SDnya, yang dianggap aneh oleh teman sekelasnya karena logat daerahnya, tapi ternyata merupakan cucu dari master karuta. Walaupun setelah lulus SD mereka berpisah, Chihaya tetap bermain Karuta, sambil berharap kedua sahabatnya juga tetap bermain dan mungkin bisa bertemu di turnamen nasional.
Di SMA, Chihaya malah bertemu lagi dengan Taichi (yang jadi ganteng dan bersuara bagus, karena pengisi suaranya adalah Sang Mamoru Miyano..). Taichi yang sempat kehilangan semangat untuk bermain karuta waktu SMP akhirnya tergugah oleh passion Chihaya, sehingga akhirnya ia pun mau membantu Chihaya membentuk klub Karuta di sekolah, juga mencari anggota-anggota potensial. Mereka akhirnya berhasil mengajak 3 orang siswa lain bergabung dengan klubnya. Si Taichi ini jelas sekali naksir Chihaya, tapi yang bersangkutan tidak menyadari sama sekali, saking fokusnya dengan Karuta. Chihaya malah tampaknya terobesi pada Arata, tapi juga bukan obsesi cinta, lebih ke kagum dan ingin bisa bertanding lagi mungkin. Sayangnya, ketika berhasil menemui Arata, ternyata dia sudah tidak bermain karuta lagi....
Bagaimana perjuangan Chihaya dan kawan-kawan selanjutnya? Akankah Arata kembali bermain karuta?
***
Sinopsisnya terdengar agak tipikal ya...? Tapi yang membuat seru adalah penceritaannya, serta karakternya yang unik. Chihaya adalah karakter yang mudah menarik simpati, karena pemikirannya yang simpel dan sifatnya yang tulus. Dia itu tipe yang kalau sudah punya impian, akan terus mengejar sampai akhir. Sementara itu Arata, hmm dia belum banyak dieskplor sih, tapi sifatnya yang cenderung serius membuat dia tampak nerdy-cool, dan logat Fukui-nya itu enak didengar kok. Sedangkan Taichi.. Ya ampun perkembangan karakternya oke, dari yang nyebelin dan agak-agak pengecut ketika kecil, menjadi orang yang bisa diandalkan ketika sudah SMA. Saya betul-betul tidak bisa memutuskan Chihaya harus jadi dengan siapa...
Selain mereka bertiga, tokoh-tokoh lainnya pun mendapat porsi penceritaan yang cukup besar, dan karakterisasi yang cukup dalam: Para anggota klub karuta Chihaya, Guru pembimbing yang galak tapi peduli, guru karuta yang bijaksana, serta saingan-saingan Chihaya yang punya latar belakang sendiri-sendiri. Humor yang diselipkan dalam penceritaannya juga pas. Dan OST-nya, baguus.... Openingnya menggambarkan semangat masa muda, sementara endingnya mengesankan nuansa nostalgia.
Anime ini selesai dalam 24 episode, tapi tidak memberikan ending yang lengkap, karena manga-nya sendiri masih berjalan sampai volume belasan. Kabarnya, walaupun tidak banyak menghasilkan untung, season 2 animenya dipastikan akan dibuat. Yay!
Oh iya, satu hal yang tidak boleh dilupakan, anime ini diangkat dari manga yang dibuat oleh salah satu mangaka favorit saya, Yuki Suetsugu Sensei. Seperti yang saya tulis disini, beliau itu jago membuat cerita yang mangharukan. Jelas sudah mengapa cerita Chihayafuru ini bisa terasa intense (terutama saat pertandingan kartunya), tapi juga terasa menghangatkan hati. Definite 5 dari 5 bintang!
***
Setiap orang tentunya memiliki "their own karuta": Hal yang memberikan perasaan puas self-fulfillment ketika dimainkan. Bagi beberapa orang, hal itu mungkin adalah olahraga seperti bulu tangkis atau basket. Bagi yang lainnya, mungkin adalah bermain musik. Bagi saya, hal yang paling memberikan self-fulfillment adalah debat kompetitif. Dan pasti pernah terpercik keinginan untuk bisa menjadi yang terbaik di bidang yang ditekuni itu, kan? Berandai-andai untuk tampil di olimpiade, berharap bisa menjuarai international concour, atau kalau dalam kasus saya, ingin bisa menjuarai kejuaraan debat internasional.
Mungkin karena itulah Chihayafuru bisa terasa relatable bagi penontonnya. Kita akan ikut senang jika Chihaya memenangkan pertandingan, dan sedih jika ia kalah. We can't help but root for Chihaya, because she resembles a part of ourselves: The desire to be the best in something that we passionate about.
Saya baru saja menonton anime yang mengangkat topik unik: Competitive Karuta, yaitu permainan kartu tradisional dari Jepang. Permainan ini diikuti oleh dua orang, dimana mereka harus dulu-duluan mengambil kartu berisi puisi. Terdengar simpel ya? Tapi permainan ini memerlukan ingatan yang kuat, karena ada 100 puisi yang harus diingat oleh pemain, plus letak dari kartunya berubah-ubah. Plus ada berbagai macam aturan lainnya. Silakan dibaca saja wikinya, hehe.
Permainan yang Intense...! |
gambar dari sini
Di SMA, Chihaya malah bertemu lagi dengan Taichi (yang jadi ganteng dan bersuara bagus, karena pengisi suaranya adalah Sang Mamoru Miyano..). Taichi yang sempat kehilangan semangat untuk bermain karuta waktu SMP akhirnya tergugah oleh passion Chihaya, sehingga akhirnya ia pun mau membantu Chihaya membentuk klub Karuta di sekolah, juga mencari anggota-anggota potensial. Mereka akhirnya berhasil mengajak 3 orang siswa lain bergabung dengan klubnya. Si Taichi ini jelas sekali naksir Chihaya, tapi yang bersangkutan tidak menyadari sama sekali, saking fokusnya dengan Karuta. Chihaya malah tampaknya terobesi pada Arata, tapi juga bukan obsesi cinta, lebih ke kagum dan ingin bisa bertanding lagi mungkin. Sayangnya, ketika berhasil menemui Arata, ternyata dia sudah tidak bermain karuta lagi....
Bagaimana perjuangan Chihaya dan kawan-kawan selanjutnya? Akankah Arata kembali bermain karuta?
***
Sinopsisnya terdengar agak tipikal ya...? Tapi yang membuat seru adalah penceritaannya, serta karakternya yang unik. Chihaya adalah karakter yang mudah menarik simpati, karena pemikirannya yang simpel dan sifatnya yang tulus. Dia itu tipe yang kalau sudah punya impian, akan terus mengejar sampai akhir. Sementara itu Arata, hmm dia belum banyak dieskplor sih, tapi sifatnya yang cenderung serius membuat dia tampak nerdy-cool, dan logat Fukui-nya itu enak didengar kok. Sedangkan Taichi.. Ya ampun perkembangan karakternya oke, dari yang nyebelin dan agak-agak pengecut ketika kecil, menjadi orang yang bisa diandalkan ketika sudah SMA. Saya betul-betul tidak bisa memutuskan Chihaya harus jadi dengan siapa...
Selain mereka bertiga, tokoh-tokoh lainnya pun mendapat porsi penceritaan yang cukup besar, dan karakterisasi yang cukup dalam: Para anggota klub karuta Chihaya, Guru pembimbing yang galak tapi peduli, guru karuta yang bijaksana, serta saingan-saingan Chihaya yang punya latar belakang sendiri-sendiri. Humor yang diselipkan dalam penceritaannya juga pas. Dan OST-nya, baguus.... Openingnya menggambarkan semangat masa muda, sementara endingnya mengesankan nuansa nostalgia.
Anime ini selesai dalam 24 episode, tapi tidak memberikan ending yang lengkap, karena manga-nya sendiri masih berjalan sampai volume belasan. Kabarnya, walaupun tidak banyak menghasilkan untung, season 2 animenya dipastikan akan dibuat. Yay!
Oh iya, satu hal yang tidak boleh dilupakan, anime ini diangkat dari manga yang dibuat oleh salah satu mangaka favorit saya, Yuki Suetsugu Sensei. Seperti yang saya tulis disini, beliau itu jago membuat cerita yang mangharukan. Jelas sudah mengapa cerita Chihayafuru ini bisa terasa intense (terutama saat pertandingan kartunya), tapi juga terasa menghangatkan hati. Definite 5 dari 5 bintang!
***
Dalam Chihayafuru, ada beberapa pihak yang menyepelekan nilai dari competitive karuta, karena dianggap sebagai 'sekedar permainan pengisi waktu luang'. Tapi bagi Chihaya dan teman-temannya, itu bukan sekedar permainan kartu. Karuta adalah kegiatan dimana Chihaya dan teman-temannya bisa mengaktulisasikan diri mereka. Mereka mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan yang tidak diperoleh dari kegiatan lainnya.
Mungkin karena itulah Chihayafuru bisa terasa relatable bagi penontonnya. Kita akan ikut senang jika Chihaya memenangkan pertandingan, dan sedih jika ia kalah. We can't help but root for Chihaya, because she resembles a part of ourselves: The desire to be the best in something that we passionate about.
0 komentar:
Posting Komentar